Pemilik Dufan Sekarang
Terinspirasi dari Disneyland
Dufan pertama kali dibuka untuk umum pada 29 Agustus 1985. Selain menjadi pusat hiburan outdoor, Dufan juga merupakan kawasan edutainment fisikia terbesar di Indonesia yang memanjakan pengunjung dengan Fantasi Keliling Dunia.
Dikutip dari jurnal Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Jumat (30/8/2024), Dufan merupakan taman hiburan besutan Ciputra yang ditunjukkan ke Gubernur DKI Jakarta kala itu, yakni Ali Sadikin. Ciputra ingin Dufan menjadi taman bermain setara Disneyland.
Profil Maskot Dufan
Dufan dikenal dengan maskotnya yakni kera Bekantan yang berasal dari Kalimantan. Bekantan adalah hewan langka yang dilindungi.
Maskot Dufan bernama Dufan (jantan), dan Dufi (Betina). Dufan dikenal dengan kostum jumpsuit berwarna biru, dan Dufi gaun berwarna merah muda. Kepala Dufan dihiasi dengan topi berwarna biru dan merah, sementara Dufi mengenakan pita berwarna merah.
Baca Juga: Siapa Pemilik BCA? Ini Jawabannya!
Ada 30 wahana yang bisa dijelajahi
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Dufan memiliki sekitar 30 wahana, yang terbagi di sembilan kawasan yaitu Indonesia, Jakarta, Asia, Eropa, Amerika, Yunani, Hikayat, Kalila dan Fantasy Lights.
Berdasarkan situs resmi Ancol, ada empat wahana terbaru yang dimiliki Dufan, yakni Mowgli’s Jungle Race 4D Simulator, Rumah Riana, Baling-Baling, dan Kereta Misteri.
Baca Juga: Siapa Pemilik Aplikasi Dompet Digital DANA?
Dunia Fantasi atau yang lebih populer disebut Dufan merupakan sebuah taman hiburan yang terletak di Kawasan Ancol. Dufan seringkali menjadi salah satu tempat tujuan masyarakat dari berbagai daerah ketika berkunjung ke ibu kota.
Selain menjadi pusat hiburan dengan konsep outdoor, Dufan juga menawarkan berbagai wahana permainan berteknologi tinggi yang terbagi ke dalam sembilan kawasan yaitu Indonesia, Jakarta, Asia, Eropa, Amerika, Yunani, Hikayat, Kalila, dan Fantasy Lights.
Sejak awal abad ke-17, kawasan Ancol telah dilirik oleh Gubernur Hindia Belanda sebagai salah satu destinasi wisata menarik yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Ancol kemudian kembali mendapat perhatian dari Presiden RI yang pertama, Sukarno, dan mulai dikembangkan di bawah pimpinan Gubernur DKI Jakarta pada saat itu, yakni Soemarno Sosroatmodjo. Pengembangan Kawasan Ancol ini dimulai sejak akhir Desember 1965.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proyek Ancol terus berjalan hingga tahun 1966 dan di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin, seluruh pengerjaan proyek Ancol beralih kepada Badan Pelaksana Pembangunan (BPP) Proyek Ancol yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya PT Pembangunan Jaya, milik Ciputra Group.
PT Pembangunan Jaya kemudian melakukan pembenahan secara internal menjadi PT Pembangunan Jaya Ancol (PJAA). Sebanyak 80% sahamnya dikuasai oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan sisanya dimiliki oleh PT Pembangunan Jaya.
Saat ini, terdapat beberapa destinasi wisata yang bisa dikunjungi di Kawasan Ancol, salah satunya adalah Dunia Fantasi.
Dilansir dari laman resminya, kepemilikan Dufan dan Kawasan Ancol dipegang oleh PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA). PJAA merupakan perusahaan patungan yang didirikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan PT Pembangunan Jaya atau Ciputra Group.
Pada saat itu, pembangunan Dufan di tahun 1980 melibatkan beberapa tokoh terkemuka di bidang properti seperti Ir. Ciputra, yang saat ini telah memiliki banyak bisnis di bidang properti di tanah air.
PJAA menjadi perusahaan yang mempersiapkan dan merancang seluruh tahapan proses pembangunan hingga strategi bisnis dan pemasaran Ancol. Perusahaan tersebut berdiri sejak 10 Juli 1992 dan berjalan di bidang usaha pembangunan (real estate), jasa konsultasi bidang perencanaan, dan pembangunan, serta di bidang usaha pariwisata (rekreasi), perhotelan, dan sarana olahraga.
PJAA kemudian resmi menyandang status Perusahaan Terbuka dengan komposisi kepemilikan saham Ancol dimana Pemda DKI Jakarta masih bertindak sebagai pemegang saham utama dengan total kepemilikan saham 72%, PT Pembangunan Jaya 18%, dan publik memiliki sisanya sebesar 10%.
JAKARTA- Ternyata ini pemilik Dufan Ancol yang merupakan tempat wisata favorit Ibu Kota Jakarta.
Sebagai kawasan wisata, ternyata Ancol sudah berdiri sejak abad ke-17. Keindahannya telah memesona banyak kalangan, termasuk Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
Ternyata ini pemilik Dufan Ancol berasal dari inisiatif Presiden RI, Soekarno kala itu. Dia memerintahkan Gubernur DKI Jakarta, Soemarno sebagai pelaksana pembangunan Taman Impian Jaya Ancol (TIJA). Gagasan tersebut baru terlaksana saat Ali sadikin menjabat sebagai Gubernur Jakarta selanjutnya.
Akhirnya, bagai botol yang bertemu dengan tutupnya, Ali Sadikin bertemu deengan Ciputra. Ciputra menawarkan ide bagaimana perlunya tempat rekreasi di Jakarta.
Ciputra merupakan pendiri TIJA. Dia yang memberikan masukan, termasuk Ancol sebagai area rekreasi. Ciputra kala itu melihat ada sebuah lahan luas di Jakarta Utara yang bisa dijadikan tempat wisata.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Untuk itu PT Pembangunan Jaya yang merupakan perusahaan milik Ciputra didirikan pada 3 September 1961, sebagai tindak lanjut amanah Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno kepada Gubernur Jakarta saat itu, Soemarno, untuk melakukan revitalisasi kota Jakarta.
Dunia Fantasi dan kawasan Ancol dimiliki oleh PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, perusahaan patungan yang didirikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Ciputra Group melalui PT Pembangunan Jaya.
Pemerintah Daerah DKI Jakarta juga diketahui menjadi pemegang saham di beberapa perusahaan lain, termasuk di antaranya Delta Djakarta (DLTA) dan Pakuan (UANG). Selanjutnya dari 18 perusahaan yang memiliki afiliasi atau merupakan anak usaha, ada nama besar lainnya termasuk PT Bank DKI dan PT Mass Rapid Transit Jakarta.
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Dunia Fantasi atau lebih dikenal Dufan adalah salah satu Taman Hiburan terbesar di Indonesia. Ada berbagai macam wahana menarik, baik wahana raham anak hingga wahana yang memacu adrenalin bisa dicoba di sana.
Berada di kawasan Ancol, Dufan seringkali didatangi pengunjung dari berbagai daerah. Terlebih saat musim liburan, jumlah pengunjung bisa lebih banyak dari hari biasa.
Meskipun tempatnya banyak dikenal orang, tidak banyak yang tahu mengenai pemilik Dufan.
Ingin tahu siapa pemilik Dufan? Simak pemegang saham mayoritas hingga sejarahnya yang menarik untuk diketahui.
Di kalangan masyarakat, tidak jarang pertanyaan siapa pemilik Dufan bermunculan dan menjadi topik yang banyak dicari.
Kepemilikan Dufan merupakan bagian dari Ancol ternyata berada di bawah naungan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA).
Perusahaan tersebut merupakan perusahaan gabungan antara Pemerintah Daerah (Pemda) Jakarta dengan Ciputra Group.
Pada tanggal 10 Juli 1992, kepemilikan saham Jaya Ancol sebesar 80 persen dimiliki oleh Pemda Jakarta dan 20 persen dimiliki PT Pembangunan Jaya.
Dilansir situs korporat.ancol.com, kepemilikan saham mayoritas terkini masih dipegang oleh Pemda Jakarta dengan total 72 persen. Di sisi lain, PT Pembangunan Jaya memiliki 18 persen dan sisanya 10 persen dimiliki oleh publik.
Maka dari itu, kepemilikan Dufan berdasarkan kepemilikan sahamnya dimiliki oleh Pemda Jakarta dan PT Pembangunan Jaya Ancol yang melibatkan pihak swasta, Ciputra Group.
Dilihat dari sejarahnya, kawasan Ancol ternyata telah dilirik oleh Gubernur Hindia Belanda, Adriaan Valckenier di awal abad ke-17. Ia melihat potensi pengembangan destinasi wisata di wilayah tersebut.
Mengingat fokus pemerintah saat itu masih berfokus pada perang kemerdekaan, pengembangan wisata Ancol tertunda. Seiring berjalannya waktu, proyek pengembangan kawasan wisata Ancol kembali baik.
Pada masa pemerintahan Presiden Ir. Soekarno, ia menunjuk Dr. H. Soemarno, Gubernur Jakarta saat itu untuk mengembangkan Ancol sebagai destinasi wisata pada Desember 1965.
Pembangunan area tersebut terus berjalan sampai pada tahun 1966 yang berada di bawah kepemimpinan Ali Sadikin sebagai Gubernur Jakarta.
Untuk mempercepat pembangunan, proyek Ancol dialihkan kepada Badan Pelaksana Pembangunan (BPP) yang menjadi cikal bakal PT Pembangunan Jaya.
Tepat pada tanggal 29 Agustus 1985, taman hiburan Dufan resmi dibuka untuk aman. Di bulan Februari 2017, tempat tersebut telah memiliki sertifikat ISO 9001:2015.
Perkembangan Dufan hingga saat ini
Hingga saat ini, Dufan dikenal sebagai taman hiburan populer di kalangan masyarakat. Dengan menawarkan lebih dari 30 wahana, pengunjung bisa merasakan pengalaman tak terlupakan di sana.
Selain menjadi pusat hiburan outdoor, Dufan juga termasuk kawasan edutainment fisika terbesar di Indonesia.
Anda akan dimanjakan dengan Fantasi Keliling Dunia lewat permainan berteknologi tinggi yang terbagi menjadi sembilan kawasan.
Fasilitas umumnya juga lengkap dan nyaman sehingga dapat menunjang aktivitas Anda selama di sana.
Tidak hanya pilihan wahana yang bervariasi, Dufan juga dikenal dengan maskotnya berupa kera Bekantan yang berasal dari Kalimantan. Maskot tersebut diberi nama Dufan untuk laki-laki dan Dufi untuk karakter perempuan.
Keduanya memiliki kostum jumpsuit berwarna biru dan merah muda. Pada bagian kepala, terdapat hiasan topi dan pita lucu.
Sebagai informasi, Dufan bisa dikunjungi setiap hari mulai dari pukul 10.00 sampai 17.00 WIB. Harga tiketnya bervariasi dan bisa dibeli mulai dari Rp260 ribu untuk tiket regular pada hari kerja.
Itu dia ulasan mengenai siapa pemilik Dufan hingga sejarah pendirian salah satu taman hiburan terbesar di Indonesia. Tertarik untuk berlibur ke Dufan?
Mematuhi seluruh syarat dan ketentuan serta kebijakan kunjungan yang ditetapkan oleh Ancol (Keputusan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 118 Tahun 2022), antara lain sebagai berikut :
Bertanggung jawab secara penuh atas kebenaran informasi yang diberikan sehubungan dengan pemberian persetujuan ini.
Mengerti dan menyetujui untuk tidak diizinkan masuk ke kawasan Taman Impian Jaya Ancol dan akan menjadwalkan ulang hari kunjungan (tiket dianggap belum digunakan) di reservasi online reservasi.ancol.com jika saya dan/atau salah satu dari rombongan yang bersama saya melanggar satu atau lebih ketentuan di atas.
SAYA TELAH MEMBACA, MEMAHAMI, SETUJU DAN BERTANGGUNG JAWAB DENGAN SEGALA RISIKO BERDASARKAN SELURUH SYARAT & KETENTUAN YANG TELAH DIATUR DI ATAS.
Mematuhi seluruh syarat dan ketentuan serta kebijakan kunjungan yang ditetapkan oleh Ancol (Keputusan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 118 Tahun 2022), antara lain sebagai berikut :
Bertanggung jawab secara penuh atas kebenaran informasi yang diberikan sehubungan dengan pemberian persetujuan ini.
Mengerti dan menyetujui untuk tidak diizinkan masuk ke kawasan Taman Impian Jaya Ancol dan akan menjadwalkan ulang hari kunjungan (tiket dianggap belum digunakan) di reservasi online reservasi.ancol.com jika saya dan/atau salah satu dari rombongan yang bersama saya melanggar satu atau lebih ketentuan di atas.
SAYA TELAH MEMBACA, MEMAHAMI, SETUJU DAN BERTANGGUNG JAWAB DENGAN SEGALA RISIKO BERDASARKAN SELURUH SYARAT & KETENTUAN YANG TELAH DIATUR DI ATAS.
Copyright 2020 Ancol Taman Impian. All Rights Reserved. Owned by PT Taman Impian Jaya Ancol.
Mematuhi seluruh syarat dan ketentuan serta kebijakan kunjungan yang ditetapkan oleh Ancol (Keputusan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 118 Tahun 2022), antara lain sebagai berikut :
Bertanggung jawab secara penuh atas kebenaran informasi yang diberikan sehubungan dengan pemberian persetujuan ini.
Mengerti dan menyetujui untuk tidak diizinkan masuk ke kawasan Taman Impian Jaya Ancol dan akan menjadwalkan ulang hari kunjungan (tiket dianggap belum digunakan) di reservasi online reservasi.ancol.com jika saya dan/atau salah satu dari rombongan yang bersama saya melanggar satu atau lebih ketentuan di atas.
SAYA TELAH MEMBACA, MEMAHAMI, SETUJU DAN BERTANGGUNG JAWAB DENGAN SEGALA RISIKO BERDASARKAN SELURUH SYARAT & KETENTUAN YANG TELAH DIATUR DI ATAS.
Jakarta, IDN Times - Dunia Fantasi (Dufan) adalah salah satu taman hiburan terbesar di Indonesia. Taman hiburan itu dimiliki oleh PT Taman Impian Jaya Ancol.
Dikutip dari situs resmi Ancol, kawasan tersebut dimiliki oleh sejumlah entitas, di mana kepemilikan terbesar dikantongi oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sebesar 72 persen. Kemudian, PT Pembangunan Jaya 18,01 persen, dan masyarakat 9,99 persen.
Baca Juga: Siapa Pemilik Shell Indonesia?